DI PENTAS INI

Kali pertama melangkah di pentas ini,
getar hati, bangga dan pilu,
menyatu menjadi satu.

Kali pertama melangkah di pentas ini,
getar rasa yakin, gundah dan pasrah,
bersimpul bersimpang-siur,
melontar bicara,
mengundang lara.

Kali pertama melangkah di pentas ini,
menatap wajah-wajah,
Melayu, Cina, India,
Iban, Bidayuh, Kadazan,
atau apa-apa sahaja bangsanya,
mereka mengharapkan yang sama,
keringat kita.

Teman-temanku,
hari berlalu rutin kita sama,
keluhan tak terhitung,
pun beban tetap terkendong,
bercanda, bersenda, bergurau, berduka,
dan akhirnya menyatu tawa.

Maka,
atas nama pendidik,
guru atau cikgu,
pun apa sahaja gelarnya,
kita seharusnya bangga,
kita jadi lilin membakar,
menerangi anak bangsa,
tanpa sekelumit kecewa,
atau secubit prasangka,
mahupun sengketa sesama,
kerna kita sebenarnya,
telah ditakdirkan berdiri di pentas ini,
melakar bakti.

Dan tika,
riuh suara anak-anak itu
riang menggenggam imbuhan usaha,
kita mampu tersenyum hiba,
ketika mereka seketika lupa,
untuk mengucapkan sepatutnya.
Maka ada rasa sedikit luka,
pun kita sekadar berkata,
ahh...siapalah kita?

Namun teman-temanku,
sebenarnya kita cukup bangga,
syukur dan teruja,
melihat keringat menjadi permata,
doktor, jurutera,
tak kurang peniaga,
pun yang berirama sama,
di pentas kita.
Kendatipun, terkilan tetap ada,
namun apalah daya kita.
Takdir tak mampu dirubah usaha.

Dan,
teman-temanku,
pastinya di hati kita sama,
membisiskkan kata:
    Guruku,
     jika tidak keranamu,
     tidak aku berdiri di sini,
     di pentas ini.
     DIRGAHAYU GURU-GURUKU.
     TERIMA KASIH, CIKGU.

Lakaran rasa sentuhan hati;
 SURIYANI OMAR
GC BM HSBM
2008MEI20